• Sabtu, 02 Januari 2021

    Analisis dua puisi


    PENDAHULUAN
    Pada kesempatan ini,  kami akan menganalisis dua buah puisi terkenal, yaiu puisi Chairil Anwar yang berjudul “Selamat Tinggal” dan puisi oleh Kahlil Gibran yang berjudul “Perpisahan Sabahat”. Setelah saya membaca dan mengerti dua puisi tersebut, saya menemukan beberapa hal yang membuat dua puisi tersebut berbeda. Saya akan memulai membandingkan dua buah puisi tersebut melalui unsur fisiknya.

    Puisi nomor pertama yaitu karya Chairil Anwar, yang berjudul “Selamat Tinggal”.

    Aku berkaca

    Ini muka penuh Luka

    Siapa punya?



    Kudengar seru menderu

    Dalam hatiku? 

    Apa hanya angin lalu?



    Lagu lain pula

    Menggelepar tengah malam buta

    Ah



    Segala menebal, segala mengental

    Segala takku kenal 

    Selamat tinggal 



    Puisi nomor dua adalah puisi “Perpisahan” oleh Kahlil Gibran, yang berbunyi:



    Dan ia berkata pada dirinya

    Sungguhkah saat berpisah

    Menjadi pula saat bertemu?

    Benarkah akhir hariku

    Akan merupakan fajar bagiku?

    Akankah kasihku deras mengucur,

    Melimpah tak putus bagai air mancur

    Sehingga terisi gelas-gelasnya?

    Mampukah aku menjadi harpa

    Yang disentuh Yang Maha Kuasa

    Atau seruling yang ditiup oleh nafasNYA?



    Saat perpisahan pun telah tiba

    Dalam keremangan senja ingatan abadi

    Kita masih akan berjumpa kembali

    Dan kita akan berwawan sabda lagi

    Disitulah lagu yang kunyanyikan untukku

    Lebih dalam berisi



    Dan apabila tangan kita bersentuhan di lain mimpi

    Mari tegakkan menara langit lagi

    Menjulang tinggi.

    Untuk Lebih Lengkap
    Silahkan Download Di Sini!!!
    Cara Download :
    1. Klik Link/ Tulisan Download
    2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
    3. Klik pojok kanan atas Skip.

    4. Pilih tombol Allow pada pojok kiri atas
    5. Kini anda bisa Download  Gratis

    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    >