• Jumat, 03 Januari 2014

    MAKALAH MRNGIDENTIFIKASI PARA TOKOH DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA GRATIS

    BAB II
    PEMBAHASAN

    A.    Mengidentifikasi Para Tokoh dan Perannya dalam Perkembangan Islam di Indonesia
    1.    Tokoh yang berperan dalam Perkembangan Islam di Indonesia
    1. Syekh Abdur Rauf Singkel
    2. Walisongo
    3. Muhammad Arsyad al Banjari
    Tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di Indonesia
    Abdur Rauf Singkel
    : berperan dalam pengembangan Islam di Sumatera terkenal sbg pendiri Tarikat Syatariyah
    Muhammad Arsyad Al Banjari
    : berperan dalam pengembangan Islam di Kalimantan. (Pendiri Lembaga pendidikan : Madrasah / Kampung dalam Pagar)
    Wali songo
    : berperan dalam pengembangan Islam di pulau Jawa.

    Abdur Rauf Singkel (Teungku Syiah Kuala)
    Syekh Abdurrauf Singkil (Singkil, Aceh 1024 H/1615 M - Kuala Aceh, Aceh 1105 H/1693 M) adalah seorang ulama besar Aceh yang terkenal. Ia memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatera dan Nusantara pada umumnya. Sebutan gelarnya yang juga terkenal ialah Teungku Syiah Kuala (bahasa Aceh, artinya Syekh Ulama di Kuala).

    Nama lengkapnya ialah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili. Menurut riwayat masyarakat, keluarganya berasal dari Persia atau Arabia, yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Pada masa mudanya, ia mula-mula belajar pada ayahnya sendiri. Ia kemudian juga belajar pada ulama-ulama di Fansur dan Banda Aceh. Selanjutnya, ia pergi menunaikan ibadah haji, dan dalam proses pelawatannya ia belajar pada berbagai ulama di Timur Tengah untuk mendalami agama Islam.
    Ia diperkirakan kembali ke Aceh sekitar tahun 1083 H/1662 M dan mengajarkan serta mengembangkan tarekat Syattariah yang diperolehnya. Murid yang berguru kepadanya banyak dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara lainnya. Beberapa yang menjadi ulama terkenal ialah Syekh Burhanuddin Ulakan (dari Pariaman, Sumatera Barat) dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (dari Tasikmalaya, Jawa Barat).

    Abdurrauf Singkil meninggal dunia pada tahun 1693, dengan berusia 73 tahun. Ia dimakamkan di samping masjid yang dibangunnya di Kuala Aceh, desa Deyah Raya Kecamatan Kuala, sekitar 15 Km dari Banda Aceh.
    Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
    Biografi : Lahir Desa Lok Gabang Marta Pura Kalimanatan Selatan, 19 Maret 1710 M wafat 1812 MPendidikan : menempuh pendidikan di Mekkah dan Madinah selama 30 tahun


    Hasil Karya :
    Mendirikan sistem pendidikan dengan nama Kampung dalam Pagar yang menjadi cikal bakal berdirinya pondok pesantren
    Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Syekh Muhammad Irsyad Al Banjari adalah : a)Menciptakan pendidikan Islam yang berada dalam satu kompleks, b) Menyediakan asrama bagi para santri, c) Membekali ketrampilan bertani bagi para santri disamping ilmu agama.
    Mengarang berbagai kitab/buku : Sabilul Muhtadin yang berarti jalan bagi orang yang mendapat petunjuk. Mrpkn kitab yang paling monumental.
    Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah pelopor pengajaran Hukum Islam di Kalimantan Selatan. Sekembalinya ke kampung halaman dari Mekkah, hal pertama yang dikerjakannya ialah membuka tempat pengajian (semacam pesantren) bernama Dalam Pagar, yang kemudian lama-kelamaan menjadi sebuah kampung yang ramai tempat menuntut ilmu agama Islam. Ulama-ulama yang dikemudian hari menduduki tempat-tempat penting di seluruh Kerajaan Banjar, banyak yang merupakan didikan dari suraunya di Desa Dalam Pagar.
    Di samping mendidik, ia juga menulis beberapa kitab dan risalah untuk keperluan murid-muridnya serta keperluan kerajaan. Salah satu kitabnya yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin yang merupakan kitab Hukum-Fiqh dan menjadi kitab-pegangan pada waktu itu, tidak saja di seluruh Kerajaan Banjar tapi sampai ke-seluruh Nusantara dan bahkan dipakai pada perguruan-perguruan di luar Nusantara Dan juga dijadikan dasar Negara Brunai Darussalam.

    2.    Wali Songo
    (Penyebar Islam di Jawa)
    1. Maulana Malik Ibrahim
    2. Sunan Ampel
    3. Sunan Giri
    4. Sunan Bonang
    5. Sunan Drajat
    6. Sunan kalijaga
    7. Sunan Kudus
    8. Sunan Muria
    9. Sunan Gunung Jati
    1. Maulana Malik Ibrahim
    Nama asli/kecil :Makdum Ibrahim As-Samarkandy

    Tempat Lahir/asal : Samarkand (Timur Tengah)

    Masa Hidup :1368 - 1419 M (abad 14 M)

    Wilayah dakwah : daerah Leran Gresik

    Metode dakwah : lewat perdagangan dan memberikan pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan secara gratis.


    Karya/peninggalan: Pemondokan di Leran Gresik

    Tempat dimakamkan : Kampung Gapura Gresik, jawa Timur.

    2. Sunan Ampel
    Nama asli/kecil : Raden Rahmat

    Tempat Lahir/Asal : Campa

    Masa Hidup : 1401 – 1481 M

    Wilayah dakwah : daerah Ampel Denta, Surabaya

    Metode dakwah : memberikan pengajaran yang sederhana dan menyerukan untuk meninggalkan “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon)

    Karya/peninggalan: Pesantren Ampel Denta

    Tempat dimakamkan : Sebelah barat masjid Ampel Surabaya
    3. Sunan Giri
    Nama asli/kecil : Raden Paku / Muhammad Ainul Yaqin / Jaka Samudra

    Tempat Lahir/Asal :Blambangan / Banyuwangi

    Masa Hidup : 1422 M

    Wilayah dakwah : desa Sidomukti, selatan Gresik

    Metode dakwah : lewat kesenian, gending dan permainan anak

    Karya/peninggalan : permainan Jelungan, Jamuran,tembang lir-ilir, cublak suweng, gending Asmarandana dan Pucung.

    Tempat dimakamkan : Giri kedaton
    4. Sunan Bonang
    Nama asli/kecil : Raden Makdum Ibrahim

    Tempat Lahir/Asal : Ampel Surabaya

    Masa Hidup : 1465 – 1525 M

    Wilayah dakwah : Kediri, Bonang, Tuban, lasem Rembang.

    Metode dakwah : lewat pemikiran Filsafat, sastra, seni gamelan,

    Karya/peninggalan: Suluk Wijil, Gamelan, tembang Tombo Ati.

    Tempat dimakamkan : sebelah barat masjid Agung Tuban
    5. Sunan Drajat
    Nama asli/kecil : Raden Qosim / Raden Syaifuddin
    Tempat Lahir/Asal : Ampel Surabaya
    Masa Hidup : 1470 M

    Wilayah dakwah : Pesisir Gresik, Lamongan

    Metode dakwah/usaha Dakwah :
    1. Memberi pertolongan pada masyarakat umum.
    2. Menyantuni anak yatim
    3. Mengajak masyarakat untuk bergotong royong
    4. lewat kesenian

    Karya/peninggalan : Suluk pituah "berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang'
    Tempat dimakamkan : Desa Drajat, Paciran-Lamongan.
    6. Sunan kalijaga
    Nama asli/kecil : Raden Said / Raden Abdurrahman

    Tempat Lahir/Asal : Demak Jawa Tengah

    Masa Hidup : 1450 – 1550 M

    Wilayah dakwah : Pesisir Utara Jawa Tengah (Demak)

    Metode dakwah : Lewat kesenian Wayang kulit, pemikiran filsafat.

    Karya/peninggalan: Seni Wayang kulit, Tradisi Sekaten

    Tempat dimakamkan : Kadilangu Demak
    7. Sunan Kudus
    Nama asli/kecil : Ja’far Shadiq
    Tempat Lahir/Asal : Kudus
    Wilayah dakwah : daerah Kudus, Sragen, Gunung Kidul
    Metode dakwah : lewat seni dan budaya (Memadukan Islam dengan budaya lokal)
    Karya/peninggalan : ornamen bangunan masjid Kudus sebagai bentuk akulturasi antara Hindu dan Islam
    Tempat dimakamkan : di Kudus
    Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
    8. Sunan Muria
    Nama asli/kecil : Raden Prawoto
    Tempat Lahir/Asal : Muria
    Masa Hidup :
    Wilayah dakwah : Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati
    Metode dakwah : Lewat Seni, pertanian dan perdagangan
    Karya/peninggalan : lagu Sinom dan Kinanti.
    Tempat dimakamkan : Gunung Muria Kudus
    Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Soejinah, putri Sunan Ngudung. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat dia dimakamkan.
    9. Sunan Gunung Jati
    Nama asli/kecil : Syarif Hidayatullah
    Tempat Lahir/Asal : Cirebon
    Masa Hidup : 1448 - 1568 M
    Wilayah dakwah : pesisir Cirebon, Pasundan atau Priangan, Banten
    Metode dakwah : lewat kekuasaannya sebagai penguasa Pajajaran
    Karya/peninggalan : Situs kerajaan Banten
    Tempat dimakamkan : di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati
    Peta makam wali song




    atau 

    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    >