CARA BUDIDAYA TANAMAN
4.1 Persiapan Bahan Tanam
1. Metode Stek Lebih Cepat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
• Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
• Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
• Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti batang sudah siap di stek.
• Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung kayu.
• Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
• Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek.
• Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
• Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
• Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
• Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
• Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
• Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar
• Tempatkan ditempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%. Jadi masih ada kemungkinan 10 persen tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
1. Cara Cangkok Lebih Aman
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar dari pada model stek sebab akar di rangsang sebelum batang di potong. Namun beberapa nursery menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.
Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yang dipilih lebih tua dari metode stek
• Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.
• Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.
• Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik
• Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara
• Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak kering
• Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.
• Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek.
4.2Persiapan Media Tanam
1. Tanah Kebun
Sesuai dengan namanya tanah ini banyak terdapat di kebun, tanah kebun yang terdapat di bawah rumpun bambu dan pisang mengandung banyak humus. Tanahnya berwarna hitam kecoklatan dan kandungan haranya cukup baik, terutama sisa bahan organik.
2. Tanah Berpasir
Tanah berpasir termasuk tanah porous yang memiliki kemampuan cukup baik dalam menyuplai udara untuk perakaran tanaman.
Kandungan zat hara juga kurang banyak, sehingga harus dicampur dengan kompos dan pupuk kandang. Tetapi media berpasir cukup baik untuk tanaman hias puring jika dicampur dengan kompos yang cukup dibanding media lain seperti tanah liat maupun sekam.
4.3Pemeliharaan Tanaman
1. 1. Penyiraman
Saat cuaca normal, penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali sementara ketika kemarau, puring sebaiknya disiram sehari sekali.
1. 2. Pemupukan
Berikan pupuk dengan P dan K tinggi, seperti Growmore 6-30-30 atau 10-40-15 untuk memacu pertumbuhan daun dan kemunculan warnanya. Dosisnya 1 sdt pupuk dilarutkan dalam 1 liter air aplikasi dua minggu sekali.
1. 3. Berikan Naungan
Khusus untuk puring yang dicangkok atau direpotting sebaiknya diletakan di tempatn yang memiliki naungan.
1. 4. Mengilapkan Daun
Bersihkan daun menggunakan kain lembut yang basah, lalu olesi dengan santan atau susu murni tanpa gula. Setelah itu, basuh kembali daun dengan kain kering hingga mengkilap. Cara tersebut dilakukan seminggu sekali.
5. Hama dan Penyakit
5.1.Hama
1. Tungau (Tetranychus sp.)
Hama ini bersifat poliphag dan menyerang lebih dari 100 jenis tanaman. Tungau betina sekali bertelur kurang lebih 100 butir. Umur satu generasi mencapai 10 hari pada temperatur 300 C atau 22 hari pada temperatur 180 C. tungau aktif pada siang hari dan membuat benang-benang halus. Tungau dewasa berukuran 0,5 mm warnanya kuning pucat hingga kemerahan. Penyebaran tungau dapat terjadi karena angin yang menghembuskan hingga berhamburan, ikut bersama daun yang jatuh, melalui pakaian orang yang lewat didekatnya, alat pertanian, serangga. Hama ini menyerang tanaman pada musim kemarau yang ditandai dengan adanya bintik-bintik pucat dan banyak sarang pada daun. Serangan yang berat menyebabkan daun menggulung berwarna coklat, kemudian berguguran.
2. Wereng putih (Empoasca sp.)
Serangga ini berwarna putih, bentuknya kecil, memiliki sepasang sayap berukuran 0,5 mm. hama ini terdapat di permukaan bawah daun menyerang tanaman hingga menimbulkan noda pada daun. Daun yang terserang berwarna coklat kemerahan seperti terbakar, tepi daun menggulung ke bawah kemudian mongering. Hama meletakkan telurnya di bagian bawah daun. Pengendalian hama ini dengan membakar daun-daun yang terserang hama atau tanaman yang diserang disemprot insektisida Tamaron, Decis, atau Matados dengan konsentrasi 0,2%.
3. Thrips sp.
Hama ini berkembang pesat jika udara kering dan temperatursekitar 260 C – 280 C. panjangnya 1 mm – 2 mm, berwarna hitam, bertelur hingga 50 butir. Lama perkembangan mulai telur sampai dewasa sekitar 33 hari. Kebanyakan thrips bersifat parthenogenesis. Thrips menyerang dengan cara menghisap cairan dari permukaan hingga terjadi bercak berwarna putih seperti perak. Bercak tersebut akan berubah menjadi warna coklat, kemudian daun mati dan gugur. Serangan yang berat menyebabkan daun menjadi keriput seperti terserang virus. Pengendaliannya dengan cara menyemprot insektisida Decis 0,5 cc – 1 cc/liter ait atau Thiodan 2 cc/liter air.
5.2.Penyakit
1. Penyakit Karat
Penyakit ini menyerang tanaman pada malam hari yang udaranya lembap, banyak hujan, dan berkabut. Serangan berat dapat menimbulkan bercak-bercak berwarna kecoklatan, kemudian daun mongering. Pengendaliannya dengan membuat Drainase media tanam agar air tidak menggenang, daun-daun yang terserang dipotong dan dibakar dan tanaman disemprot dengan fungisida Zineb 2%, atau Dithane M-45 sebanyak 2 – 3 gram/liter air.
2. Lumut Kerak
Lumut ini menempel pada batang dan percabangan tanaman yang tidak terkena cahaya matahari. Serangannya tidak membahayakan, tetapi ganggu kebersihan dan penampilan tanaman karena batang dan percabangan tampak kotor. Pengendaliannya yaitu : (1) Bagian batang yang diserang dipangkas dan dibakar. Cahaya matahari diusahakan dapat menembus seluruh bagian tanaman. (2) Lumut pada batang dibersihkan dengan cara dikerok menggunakan pisau secara hati-hati, jangan sampai kulit batang terluka atau tergores. (3) Batang tanaman yang diserang diolesi dengan fungisida dengan menggunakan kuas, misalnya, Cobox, Zineb, Benlate dan Ridomil dengan konsentrasi 2%.







Makasih ya atas informasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan kita semua
BalasHapusSalam kenal dari Cara membuat manisan kolang kaling