• Senin, 06 Januari 2014

    KARYA ILMIAH PERANAN KEMAMPUAN MEMBACA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VI


    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Konsep Dasar
    Dalam hal ini akan diuraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan peranan kemampuan membaca dan kemampuan berbicara antara lain:
          a. Kemampuan
    Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Partini, 1990: 869). Kernampuan dalam hal ini merupakan kesangwepan siswa dalam melaksanakan dan mengerjakan apa yang di perintahkan oleh guru dan teman dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
    b. Membaca
    Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan. - Sedangkan kemampuan membaca adalah kemampuan orang dalam memahami isi bacaan yang diukur dengan tes yang disediakan, dan kemampuan membaca teknis adalah kemampuan dalam mengekspresikan bacaan supaya enak untuk didengar yang diukur dengan merekam teks yang disediakan (Tarigan, 1979:7).

    c. Berbicara
    Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir secara langsung, apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraan atau penyimaknya, apakah dia tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak pada saat dia mengkomunikasikan gagasannya, dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak (Tarigan dalam Fatrnawati, 1997: 89).

    2.2 Kemampuan Berbicara
    Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa hal diantara pengertian kemampuan berbicara, pentingnya kemampuan berbicara, aspek-aspelc
    kemampuan berbicara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara.
    2.2.1 Pengertian Kemampuan Berbicara
    Secara leksikal, kemampuan berasal dari kata "mampu" menurut Purwadarminta berarti, kuasa, sanggup melakukan sesuatu. Kemampuan berarti kesanggupan melakukan sesuatu berucap. Dalam hal ini kaitannya dengan kemampuan. membaca dan berbicara (Purwadarminta, 1985:723). Makna leksikal kemampuan berbicara yakni kemampuan dalam berkata atau berbicara. Tarigan dalam Fatmawati (1997:89) mengemukakan bahwa . berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir secara langsung, apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraan atau penyimaknya, apakah dia tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak pada saat dia mengkomunikasikan gagasannya, dan apakah dia waspadaserta antusias atau tidak. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan atau kata¬kata untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat serta sebagai alat untuk mengetahui apakah pembicara mempersiapkan diri dengan baik dalam menyampaikan bahan pembicaraan dihadapan para penyimaknya.
    2.2.2 Pentingnya Kemampuan Berbicara
    Kemampuan berbicara mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan berbicara, siswa akan dapat menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaannya kepada orang lain. Atar (1992 dalam Fatmawati 1997:51) mengemukakan bahwa : (1) diterima baik dalam pergaulan, disebabkan karena tidak menyinggung perasaan lawan bicara. (2) mempunyai banyak sahabat sebab dapat berkomunikasi dengan baik dan menarik (3) dapat menyumbangkan fikiran yang berharga bagi teman-teman yang memerlukan berkat kepandaiannya menyampaikan gagasan dan cara pemecahannya. (4) mempunyai kesempatan yang besar untuk menjadi pemimpin memerlukan kemampuan berbicara dengan orang yang dipimpinnya. (5) mempunyai peluang yang lebih sukses dalam mencari ilmu dan memberikan ilmu kepada orang lain. (6) mempunyai kemampuan untuk sukses dalam menjalankan pekerjaan yang ada kaitannya dengan orang lain karena kemampuannya berbicara atau berkomunikasi. Berdasarkan kenyataan sehari-hari,maka kemampuan berbicara sangat penting untuk dimiliki seseorang. Dengan demikian, kemampuan berbicara harus dipelajari sejak dini agar terampil berbicara sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti oleh penyimak.
    2.2.3 Aspek Kemampuan Berbicara
    Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, selain harus memberikan kesan yang penguasaan berbicara juga harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan serta berbicara dengan jelas dan tegas. (Arsyad dan Mukti 1988:103) aspek-aspek keefektifan berbieara diantaranya adalah aspek¬ aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasaan itu antara lain, ketepatan sasaran, ketepatan berbicara, penenpatan tekanan pembicaraan atau perwakilan kalimat. Aspek kebahasaan yaitu sikap yang wajar, pandangan, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik, kenyaringan suara, relevansi dan penguasaan topik.
    Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek kemampuan berbicara antara lain :
           a. Ketepatan Pengucapan
    Ketepatan pengucapan merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan dalam memproduksi bunyi bahasa yang meliputi artikulasi yaitu bagairnana posisi alat bicara seperti lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada waktu membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan. Kemampuan pengucapan atau pelafalan terdiri dari keterampilan untuk mengucapkan bunyi segmental yakni vokal dan konsonan dan bunyi¬bunyi supramental berupa tekanan dan intonasinya. (Datmodiharjo, 1982:48) menyatakan bahwa pengucapan bahasa dianggap baik diantara kalimat-kalimatnya fungsional nada dan situasional sesuai dengan jenis dan bentuknya, tekanan dan jedanya tepat, keteapatan pelafalan bunyi¬bunyi vokal dan konsonannya dan memiliki pola-pola intonasi yang tepat serta tekanan kata-kata maupun kalimat dengan jelas dan pasti.
    Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengucapan lagu bahasa dianggap baik apabila kalimat-kalimat yang diucapkan berfungsi nadanya sesuai dengan situasinys, tekanan jeda juga harus tepat. (Muhajir, 1975:29) mengemukakan bahwa kesalahan dalam mengucapkan konsonan dan vokal akan lain pula artinya apa yang dikatakan pendapat tersebut jelas menyatakan bahwa kesalahan dari pelafalan konsonan dan vokal akan menyebabkan maksud dari ucapan itu; berbeda.
            b.      Kemampuan Gramatikal   
    Kemampuan gramatikal adalah merupakan kemampuan untuk menguasai tata bahasa yang berlaku dalam bahasa tersebut. Kemampuan tata bahasa antara lain adalah kemampuan dalam struktur kata dan menyusunnya dalam bentuk struktur kalimat yang benar. Pembicara yang baik harus menggunakan kalimat yang efektif untuk mempermudah pendengar menangkap isi pembicaraan. Menyusun dan menggunakan kalimat efektif harus langsung mengenai sasaran sehingga mampu meninbulkan pengaruh, meninggalkan kesan atau akibat bagi pendengarnya. Dalam membaca kemampuan gramatikal sangat penting dikuasai seperti kemampuan memahami makna kata, kemampuan memahami kalimat dan lain sebagainya.
            c.        Pembendaharaan Kata
    Pembendaharaan kata merupakan kesanggupan seseorang untuk mengartikan kata-kata dalam bahasa yang memungkinkan seseorang tersebut memahami pembicaraan orang lain. (Darmaji, 1985:26) menyatakan bahwa kemampuan seseorang mengartikan kata-kata dalam bahasa akan memberikan peluang untuk mengerti dan menggunakan bahasa walaupun secara bahasa jalan. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa bagi seseorang yang   memiliki banyak pengertian dari kata-kata bahasa walaupun bersifat pasif, dalam arti kurang menggunakan kaidah yang tepat. Dengan demikian penggunaan kosa kata sangat penting bagi seseorang untuk mampu berbicara.
            d.       Kelancaran Berbicara
    Kelancaran berbicara seseorang berhubungan langsung dengan bunyi ataupun ujaran. Orang yang dilatih dengan baik akan mampu berbicara dengan cepat dan tepat sehingga mereka akan lancar berbicaranya. Samsuri, (1991:97) mengatakan bahwa orang yang terlatih dalam ilmu bunyi mempunyai pengetahuan dan kemahiran menganalisis dan menghasillcan tiap bunyi bahasa karena ia telah tahu tentang struktur dan fungsi peralatan ujar. Iapun dapat menguraikan dengan setepat¬tepatnya dan sesederhana pembentukan bunyi bahasa sehingga ia sendiri maupun siapa saja yang trelatih dalam ilmu bunyi dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu dengan baik atau betulmenggunakan alat-alat ucapan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kefasehan seseorang mengucapkan kata-kata dalam bahasa akan memperlancar orang tersebut untuk berbicara dalam menyampaikan gagasa.n, fikiran, ide, dan juga perasaannya.
          e.Penguasaan Topik
    Dalam pembicaraan formal selalu menuntut persiapan yang baik agar topik yang akan dibicarakan betul-betul dikuasai oleh pembicara. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberaian kelancaraai. Dengan demikian, penguasaan topik sangat penting bahkan. merupakan faktor utama dala.m berbicara; penguasaan topik berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman. Jika pengetahuan dan pengalaman luas maka dengan mudah menguasai topik pembicaraan yang disajikan.
    2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
    Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca setidak-tidaknya ada dua hal yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Untuk memperoleh kemampuan berbicara, siswa harus mempunyai keinginan untuk belajar dan berlatih secara terus menerus. Didalam belajar dan berlatih harus didukung oleh kemampuan, kemauan, kekuatan, dan keuletan agar apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Interaksi individu secara garis besarnya meliputi lmgkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
    2.3.1 Kemampuan Membaca
    Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa hal diantaranya tentang kemapuan membaca dan tingkat membaca kritis dan meningkatkan sikap kritis.

    2.3.2 Pengertian Kemampuan Membaca
    Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis.
    Sedangkan kemampuan membaca adalah kemampuan orang dalam memahami isi bacaan yang diukur dengan tes yang disediakan, dan kemampuan membaca teknis adalah kemampuan dalam mengekspresikari bacaan sehingga enak untuk didengar yang diukur dengan merekam teks yang disediakan(Tarigan, 1979:7). Kemampuan membaca siswa harus ditu: ~ang dengan kemampuan menguasai kebahasaan seperti : kosa kata, dan tata bahasa. Dengan demikian dapat dipertegas bahwa kemampuan yang dikaitkan dengan membaca adalah kemanpuan untuk merespon secara sadar susunan tertulis yang dihadapinya atau yang disimulasikan. Respon yang ditampilkan adalah respon aktif. Respon aktif ini berkaitan dengan pengelolaan terhadap tuturan tertulis. Dari beberapa teori tentang kemampua membaca yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa indikator yang dapat dijadikan acuan setiap siswa dapat dikaitkan mahir membaca secara sukses harus memiliki ketentuan untuk memahami hal-hal yang berkaitkan dengan kebahasaan dengan isi pesan.

    2.3.3. Jenjang Kemampuan Membaca dan Tingkat Membaca Kritik
    Dalam kenyataan sehari-hari sering dijumpai hal-hal semacam ini seorang siswa sedang membaca sebuah buku. Buku tersebut dibaca kata demikian, baris demi baris dan kalimat demi kalimat apa yang tertulis lalu diingatnya sebagai sebuah ingatan. Informasi yang tertulis dalam bacaan disimpan dalam ingatan, lalu dinyataka..n kembali bila perlu persis dengan apa yang dikatan pengarangnya dengan kata lain setelah selesai membaca, ia menyatakan kembali informasi tersebut secara tepat.
    Oleh karena itu hanya berusaha untuk mengingat, maka dalam proses. ini dia tidak melibatkan aspek berFkir kritik. Panggilan hanya terbatas pada hal-hal yang secara ekplisit teriulis daiam bacaan, pembaca hanya tahu apa yang dikatakan oleh pengarangnya d:.n tidak ada satupun aktifitas mental berf kir yang mengikutinya. Pembaca hanya memproduksikan kembali secara mental apa yang tertulis pengarang.
    Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa pada jenis membaca ini dapat disebut sebagai jenjang kemampuan membaca yang paling rendah tingkatanya.Jenis mebaca pada jenjang yang lain pembaca" tidak hanya puas pada tingkatan tahu atau ingat apa yang dikatakan dalam buku. Tetapi ia sadar bahwa bahan bacaan itu tidak hanya berisi informasi yang perlu diingatkan saja, tetapi perlu diolah dan dipahami. Setiap orang berbeda pandangana dari segi kemampuan intelektual, sikap, bakat, minat, motivasi, tujuan membaca dan lain-lainnya. Oleh karena itu jelas bahwa setiap orang mempunyai kemampuan membaca dan sikap kritis berbeda. Untuk itu, sebagai tindak lanjut dari usaha meningkatkan sikap kritis tersebut.Ada beberapa aspek berpikir kritis yang dikuasai oleh seorang pembaca, yang diharaplcan akan menjadi semacam sikap yang selalu mempola untuk selalu berpikir kritis dalam membaca. Sikap-sikap kritis itu meliputi kemampuan-kemampuan pembaca untuk :
    1. Menginterprestasi
    2. Menganaslisis secara kritis
    3. Mengorganisasi secara kritis
    4. Menilai secara kritis
    5. Menerapkan konsep secara kritis
    Akan tetapi, sebelumnya perlu diingat bahwa jenjang kemampuan membaca itu tidak hanya sampai pada tingkat kritis. Secara fisik pr~,ses membaca itu hanya berakhir pada tingkat membaca kritis. Namun, sebenarnya pembaca yang sudah dikatakan berhasil apabila pembaca sudah mampu menerapkan hasil membacanya dalam konteks kehidupan yang lebih luas, yaitu diluar konteks proses membaca.. Artinya mampu menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan kehidupan sehari-hari, minimal' menghubungkan dengan kepentingan sebagai bagian dari kehidupan nyata. Bila seorang telah mampu menerapkan kegiatan membaca semacam ini, dapat dikatakan sebagai pembaca yang kritis sekaligus kreatif dalam memanfaatkan hasil membacanya.
    2.3.4 Meningkatkan Sikap Kritis
    Mengenai meningkatkan sikap kritis dalam kemampuan membaca akan di uraikan tentang, kemampuan menginterpretasi makna tersirat dan kemampuan mengaplikasikan konsep dalam bacaan.
          a Kemampuan Menginterpretasi Makna tersirat
    Dalam sebuah bacaan siswa bisa bersikap tidak ambil pusing dengan fakta atau informasi yang terlulis dengan jelas. Informasi cukup diketahui saja bahkan ada kalanya informsi itu ditelan secara mentah, dan diterima secara pasif.
          b.Kemampuan Mengaplikasikan Konsep dalam Bacaan
    Seorang pernbaca yang kritis tidak akan pernah berhenti sampai, pada aktifitas menggali makna yang tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis, tetapi harus mampu menerapkan konsep-konsep yang ada dalam bacaan keadaan situasi baru yang bersifat problematis.
    2.4 Penelitian yang Relevan
    Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini diantaranya yang pernah dilakukan oleh Haryono (1995). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca dan berbicara ditinjau dari kemampuan guru mengajar. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuari membaca dan kemmpuan berbicara seseorang dipengaruhi oleh faktor kemampuan guru dalam mengajar.
    Sementara, Haryadi (1996) dalam Dimiyanti (1998) mengadakan penelitian tentang kelancaran dalam membaca dan berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kelancaran siswa dalam membaca dan berbicara. Hasil penelitian ini antara lain menyimpulkan bahwa siswa yang tinggal dilingkungan yang dekat dengan pendidikan lebih lancar membaca dan berbicaranya bila dibandingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan yang jauh dari tempat atau lokasi pendidikan.
    Hasil penelitian tersebut memberikan dukungan serta motivasi dan relevansi kemampuan membaca dan kemampuan berbicara bagi seseorang. Hal ini, memotivasi peneliti untuk mengangkat masalah peranan kemampuan membaca terhadap kemampuan berbicara siswa kelas VI SDN 193 TAMUKU Kecamatan Bone-bone Tahun Pelajaran 2013-2014.   




    atau 

    Cara Download :
    1. Klik Link/ Tulisan yang bergaris bawah
    2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly
    3. Klik pojok kanan atas SKIP AD.
    4. Kini anda bisa Download  Gratis


    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    >