• Kamis, 12 Desember 2013

    PROSES PERKEMBANGAN KERAJAAN KUTAI

    B.     PROSES PERKEMBANGAN KERAJAAN KUTAI

                Letak geografis Kerajaan Kutai yang berada menjorok ke daerah pedalaman,menyebabkan Kutai menjadi tempat yang menarik sebagai persinggahan bagi para pedagang dari Cina dan India. Hal inilah yang menyebabkan pengaruh Hindu masuk ke Kutai, serta membuat kegiatan perdagangan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai. Letak dari Kutai yang berada disekitar aliran Sungai Mahakam merupakan potensi yang besar bagi penduduk Kutai untuk melakukan kegiatan bertani.Masyarakat di kerajaan Kutai tertata, tertib, dan teratur. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem pemerintahan raja. Selain itu mereka juga sangat menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya. Dalam kaitan ini, mereka melestarikan tradis imegalithikum melalui pembuatan tiang batu (yupa) untuk mengenang apa yang mereka buat.
               
    Prasasti yupa dari kerajaan kutai

                Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respon terhadap perubahan dankemajuan budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai yangmenerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat.Selain dari itu masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggispirit keagamaan dalam kehidupan kebudayaanya. Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulismenguatkan kesimpulan itu.Dalam Kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis antara rajamulawarman dengan kaum Brahmana, seperti dijelaskan dalam prasasti Yupa, bahwaraja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor  sapi kepada kaum Brahmanadi dalam tanah suci bernama Waprakeswara.
           Kehidupan Kerajaan
                Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut :
    •    Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur
    •    Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
           Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
    •    Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.
    •    Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
    •    Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.

          Sistem Sosial - Politik Kerajaan Kutai

                Kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha membawa perubahan baru dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Struktur sosial dari masa Kutai hingga Majapahit mengalami perkembangan yang ber-evolusi namun progresif. Dunia perekonomian pun mengalami perkembangan: dari yang semula sistem barter hingga sistem nilai tukar uang.
                Dari berbagai peninggalan yang ditemukan diketahui bahwa kehidupan masyarakatnya Kutai sudah cukup teratur. Walau tidak secara jelas diungkapkan, diperkirakan masyarakat Kutai sudah terbagi dalam pengkastaan meskipun tidak secara tegas. Dari penggunaan bahasa Sansekerta dan pemberian hadiah sapi, disimpulkan bahwa dalam masyarakat Kutai terdapat golongan brahmana, golongan yang sebagaimana juga di India memegang monopoli penyebaran dan upacara keagamaan. Di samping golongan brahmana, terdapat pula kaum ksatria. Golongan ini terdiri dari kerabat dekat raja. Di luar kedua golongan ini, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, namun masih terdapat kebebasan bagi masyarakat untuk menjalankan kepercayaan aslinya.
                Diperkirakan bahwa pertanian, baik sawah maupun ladang, merupakan mata pencarian utama masyarakat Kutai. Melihat letaknya di sekitar Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi laut, diperkirakan perdagangan masyarakat Kutai berjalan cukup ramai. Bagi pedagang luar yang ingin berjualan di Kutai, mereka harus memberikan “hadiah” kepada raja agar diizinkan berdagang.
                Pemberian “hadiah” ini biasanya berupa barang dagangan yang cukup mahal harganya; dan pemberian ini dianggap sebagai upeti atau pajak kepada pihak Kerajaan. Melalui hubungan dagang tersebut, baik melalui jalur transportasi sungai-laut maupan transportasi darat, berkembanglah hubungan agama dan kebudayaan dengan wilayah-wilayah sekitar. Banyak pendeta yang diundang datang ke Kutai. Banyak pula orang Kutai yang berkunjung ke daerah asal para pendeta tersebut.




    atau 

    Cara Download :
    1. Klik Link/ Tulisan yang bergaris bawah
    2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly
    3. Klik pojok kanan atas SKIP AD.
    4. Kini anda bisa Download  Gratis

    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    >