• Kamis, 09 Januari 2014

    Free Download Makalah Geografi tentang Erosi Tanah

    B. Pengaruh Erosi terhadap Kehidupan
    Dampak erosi dibagi menjadi dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site) dan dampak pada daerah diluarnya (off site). Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis.
    Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut Goeswono Soepardi dalam bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per tahun. Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15 – 35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G Kartasapoetra,1986:45).
    Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-site antara lain:
    1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk
    2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
    3. Memburuknya kualitas air, dan
    4. Kerugian ekosistem perairan










    Teras Siring
    Cara Pengendalian Erosi
    Salah satu sistem pengendalian erosi secara mekanis adalah barisan gulud yang dilengkapi rumput penguat gulud dan saluran air di bagian lereng atas. Sistem itu bermanfaat untuk mengurangi laju limpasan permukaan dan meningkatkan resapan air ke dalam tanah. Hal ini dapat    diterapkan    pada    tanah    dengan infiltrasi/permeabilitas tinggi dan tanah-tanah yang agak dangkal dengan lereng 10 sampai 30 derajat.
    1. Teras Bangku/teras siring.
    Dibuat    dengan    cara memotong    lereng    dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi deretan menyerupai tangga. Teras    siring    bermanfaat sebagai pengendali aliran permukaan dan erosi. Cara ini diterapkan pada lahan dengan lereng 10 hingga 40derajat, tanah dengan solum dalam (> 60 cm), tanah yang relatif tidak mudah longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun bagi tanaman seperti aluminium dan besi.


    2. Rorak
    Adalah    lubang    atau penampang    yang    dibuat memotong    lereng    yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air aliran permukaan.    Lubang    ini    bermanfaat    untuk:    (1) memperbesar peresapan air ke dalam tanah; (2) memperlambat limpasan air pada saluran peresapan; dan (3) sebagai pengumpul tanah yang erosi sehingga sedimen tanah lebih mudah dikembalikan ke bidang olah.
    Ukuran rorak sangat bergantung pada kondisi dan kemiringan lahan serta besarnya limpasan permukaan. Umumnya rorak dibuat dengan ukuran panjang 1-2 m, lebar 0,25-0,50 m dan dalam 0,20-0,30 m. Atau, panjang 1- 2 m, lebar 0,3-0,4 m dan dalam 0,4-0,5 m. Jarak antar- rorak dalam kontur adalah 2-3 m dan jarak antara rorak bagian atas dengan rorak di bawahnya 3-5 m.
    Selain rorak ada cara yang lain untuk membantu peresapan air ke dalam tanah, yaitu dengan tehnik biopori. Biopori juga dapat membantu penyuburan tanah, karena di dalam lubang itu dimasukkan sampah organik.
    3. Embung
    Merupakan bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan. Bangunan    ini bermanfaat untuk menyediakan air pada musim kemarau. Agar pengisian dan pendistribusian air lebih cepat dan mudah, embung hendaknya dibangun dekat dengan saluran air dan pada lahan dengan kemiringan 5 hingga 30 derajat. Tanah-tanah bertekstur liat atau lempung sangat cocok untuk pembuatan embung.
    4. Mulsa
    Adalah bahan- bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan lain-lain) yang disebar atau digunakan untuk menutup permukaan tanah.Bermanfaat untuk mengurangi penguapan (evaporasi) serta melindungi tanah dari pukulan langsung butir-butir hujan yang akan mengurangi kepadatan tanah.
    5. Dam Parit
    Adalah cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan menampung aliran air permukaan sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya. Dam parit dapat menurunkan aliran permukaan, erosi, dan sedimentasi.
    Keunggulan parit adalah:
    •    Menampung air dalam volume besar akibat terbendungnya aliran air di saluran/parit.
    •    Tidak menggunakan areal/lahan pertanian yang produktif.
    •    Mampu mengairi lahan cukup luas, karena dibangun berseri di seluruh daerah aliran sungai (DAS).
    •    Menurunkan kecepatan aliran permukaan, sehingga mengurangi erosi dan hilangnya lapisan tanah atas yang subur serta sedimentasi.
    •    Memberikan kesempatan agar air meresap ke dalam tanah di seluruh wilayah DAS, sehingga mengurangi risiko kekeringan pada musim kemarau.
    •    Biaya pembuatan lebih murah, sehingga dapat dijangkau petani.
    akibat tanah longsor di indonesia, cara pengendalian erosi dengan cara mekanik, dampak tanah longsor, erosi portio, pengendalian erosi secara mekanik, penyebab tanah longsor di indonesia
    Cara Pengendalian Erosi
    akibat tanah longsor di indonesia, cara pengendalian erosi dengan cara mekanik, dampak tanah longsor, erosi portio, pengendalian erosi secara mekanik, penyebab tanah longsor di Indonesia


    KATA PENGANTAR
    Puji syukur kehadirad ALLAH SWT. Karena atas ijinnya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
    Dalam menyelesaikan makalah ini, saya tidak mengalami kendala yang berat. Selain itu saya berharap dengan adanya makalah yang saya buat dapat menambah pengetahuan saya maupun teman-teman sekalian.
    Saya mengucapkan banyak trimah kasih kepada Guru Bidang studi GIOGRAFI yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, yang masih perlu di benahi, Oleh karena itu, Saya mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membimbing dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan teman-teman yang membacanya.

    Bone-Bone, Maret 2013

                                                                                                                         Penulis







    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    >