• Minggu, 01 September 2013

    Tujuan dengan adanya Laboratorium Agama bagi siswa maupun mahasiswa

    Hasil-hasil  penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil.
    Adapun tujuan dengan adanya Laboratorium Agama bagi siswa maupun mahasiswa yaitu:
    1.      Digunakan untuk tempat ibadah
    2.      Untuk memberikan lebih pemahaman dalam keagamaan
    3.      Untuk kegiatan para siswa seperti pengajian
    4.      Untuk kegiatan Rohis
    5.      Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar pada mahasiswa
    6.      Membuat media pembelajaran agama
    7.      Mengevaluasi proses belajar mengajar di PAI dan mengembangkannya
    8.      Pengajian halaqoh dll.
    Sedangkan untuk jenjang Perguruan Tinggi kegiatannya adalah:
    1.      Mengatur kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching.
    2.      Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembekalan PPL.
    3.      Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI.
    4.      Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran dan pendidikan agama.
    5.      Membuat modul dan media pengajaran agama Islam.
    Dalam pembelajran Agama Islam Laboratorium agama sangat penting peranannya standar kompetensi untuk peserta didik dalam Laboratorium Agama ialah para peserta didik
    D.    Masjid sebagai Media Pendidikan
    Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam proses belajar dan mengajar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai tempat penerima dan memberi pesan. Dengan adanya media pembelajaran maka dapat memudahkan guru mengajar dan siswa belajar.Sebagai alternatif  fungsi edukasi, masjid memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi religi, fungsi sosial, dan fungsi pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada fungsinya sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain :
    1.      Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis Ta’lim)
    2.      Membangun perpustakaan masjid
    3.      Melibatkan para pemuda
    Petanyaan :
    1.      Eman Roheman: Apakah mushola bisa menjadi laboratorium agama?
    2.      Ahmad Lutfi Hakim: Bagaimana pendapat anda tentang masjid UIN Sunan Kalijaga yang terdapat restoran dibawahnya?
    3.      Hermawan: Apakah perbedaan lab agama dengan masjid
    4.      Galih Latiano: bagaimana langkah langkah untuk membuat lab agama?
    5.      Bagaimana membuat lab Al Qur’an dan Hadits?
    Jawaban:
    1.      Mushola bisa menjadi lab agama asal mushola itu dapat digunakan untuk belajar seperti pada lab agama di masjid karena kebanyakan sekolah sekolah belum mempunyai masjid tetapi hanya sebatas mempunyai mushola dan mushola itu sendiri bisa dimanfaatkan sebagai lab agama, contohnya mushola dipakai sebagai praktik sholat jenazah, sholat dhuha praktik kutbah dan lain sebagainya. Dengan adanya mushola tersebut proses pembelajaran juga bisa berjalan dengan lancar, daripada tidak mempunyai masjid lalu dipaksa memakai masjid sedangkan jarak masjid dengan sekolah cukup jauh sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan hanya membuang waktu. Tetapi alangkah bagusnya jika tiap sekolahan memiliki sebuah masjid yang dapat digunakan selain untuk beribadah juga untuk menunjang proses pembelajaran.
    2.      Adanya restoran dibawah masjid seperti di masjid UIN Sunan Kalijaga tidak apa apa asalkan tidak mengganggu fungsi utama masjid yaitu untuk tempat beribadah, namun seringkali juga dapat mengganggu seperti aroma masakan yang kadang sampai ke jamaah saat melakukan sholat sehingga mengganggu ibadah, lalu suara gaduh dan hiruk pikuk dari pengunjung, kadang mereka asyik berbincang bincang sehingga suaranya keras dan mereka tertawa sampai terdengar jamaah yang sedang melakukan sholat sehingga mengurangi kekusyukan, selain itu restoran juga dipakai sebagai tempat pacaran oleh mahasiswa sehingga rasanya kurang pas saja dilihat. Namun kita juga dapat mengambil sisi baiknya sehingga kita memandang restoran dibawah masjid bukan hal yang mengganggu tetapi justru dapat digunakan sebagai lab agama untuk pembelajaran akhlak, misalnya akhlak mahasiswa saat makan, duduk dan berbicara seperti apa dapat dilihat saat mereka sedang makan dalam restoran tersebut.
    3.      Perbedaan lab agama dengan masjid adalah sebenarnya tempatnya sama yaitu  di masjid tetapi fungsinya yang berbeda walaupun lab agama terdapat dalam masjid, tetapi kalau kita mengatakan masjid maka fungsi utamanya adalah untuk ebribadah sedangkan lab agama adalah untuk melakukan praktik praktik pembelajaran, teori yang sudah disampaikan di dalam kelas dapat dipraktikkan di lab agama, selain untuk praktik, lab agama juga dapat untuk mendapatkanilm ilm baru seperti jika guru menjelaskan cara sholat, maka guru tersebut hanya mempraktikkan cara sholat yang biasanya mereka lakukan, misalnya saat takbiratul ihram pasti guru hanya menjelaskan bahwa takbiratul ihram itu mengangkat tangan sampai telinga sambil membaca takbir lalu setelah itu tangan sedekap diperut/ dipusar. Namun saat siswa melihat banyak jamaah yang sholat di masjid ternyata cara meletakkan tangan mereka berbeda beda, ada yang dipusar, di dada dan disamping, nah dengan begitu mereka akan belajara dan mencari informasi lebih jauh mengenai hal tersebut.
    4.      Langkah langkah untuk membuat lab agama adalah merumuskan tujuan pembelajaran didalamnya terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar misalnya tujuan pembelajarannya adalah siswa mampu mempraktikkan tata cara wudhu dengan baik dan benar. Lalu selanjutnya adalah menentukan objek yang dipelajari, misalnya tujuannya tadi sudah ditentukan maka objek yang dipelajari adalah tempat wudhu, untuk melaksanakan praktik wudhu maka tempat wudhu menjadi objek utama. Lalu untuk selanjutnya adalah menentukan cara belajar siswa, maka agar siswa mampu praktik wudhu cara belajar siswa adalah dengan praktik, lalu setelah semuanya sudah tersusun kita meminta izin kepada takmir masjid dan langsung melakukan proses pembelajaran di masjid sekaligus kita mengubah masjid menjadi lab agama.
    5.      Kita memasang media yang dapat menunjang untuk belajar Al Qur’an dan hadits, misalnya poster poster tentang tajwid, bacaan bacaan atau kata kata tentang slogan islam atau hadits nabi yang dapat dibaca dengan baik sekaligus dapat di pasang dan di copot bila pembelajaran sudah selesai, selain itu pemberian buku iqra’ atau Al Qur’an juga dapat menunjang proses belajar dengan baik. Pintu masjid, tempat wudhu dan tempat tempat lain yang mendukung diberi hiasan berupa kalimat kalimat bertuliskan hadist.




    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    >