• Selasa, 08 Januari 2013

    Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

    Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
    disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian
    lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga
    candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram
    disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya
    kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi.
    Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan
    tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di
    pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan
    dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.
    Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa
    menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan dinasti
    Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai pusat kerajaan . Mpu
    Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu Isanawangsa berhasil membentuk
    Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yang berpusat
    di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan
    948 M.
    Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan Mataram di Jawa Timur
    antara lain prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti
    Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti
    Silet, prasasti Turun Hyang, dan prasasti Gandhakuti yang berisi penyerahan
    kedudukan putra mahkota oleh Airlangga kepada sepupunya yaitu
    Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.
    b. Kehidupan ekonomi
    Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana. Hal ini bisa dilihat dari usahausaha
    yang ia lakukan, seperti Mpu Sindok banyak membangun bendungan
    dan memberikan hadiah-hadiah tanah untuk pemeliharaan bangunan suci untuk
    meningkatkan kehidupan rakyatnya. Begitu pula pada masa pemerintahan
    Airlangga, ia berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai
    Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah banjir. Sementara
    itu dibidang sastra, pada masa pemerintahannya telah tercipta satu hasil karya
    sastra yang terkenal, yaitu karya Mpu Kanwa yang berhasil menyusun kitab
    Arjuna Wiwaha. Pada masa Kerajaan Kediri banyak informasi dari sumber
    kronik Cina yang menyatakan tentang Kediri yang menyebutkan Kediri banyak
    menghasilkan beras, perdagangan yang ramai di Kediri dengan barang yang
    diperdagangkan seperti emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Dari
    keterangan tersebut, kita dapat menilai bahwa masyarakat pada umumnya
    hidup dari pertanian dan perdagangan.





    Artikel Terkait:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    >