KEADAAN UMUM LOKASI
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4-S) Massenrempulu berdiri pada tanggal 18 Agustus 2006 merupakan salah satu pusat penyuluhan swadaya yang bertempat di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kab. Enrekang dimana kegiatan utamanya sebagai pusat budidaya tanaman hortikultura sayuran dataran tinggi yang ada di daerah Enrekang. Daerah ini memiliki ketinggian tempat berkisar 250-1500 m dari permukaan laut.
Curah hujan di daerah ini berkisar antara 1000-4000 mm/tahun, dan pH tanah berkisar antara 5-7 sedangkan suhu rata-rata harian berkisar antara 10-25°C.
2.1 VISI DAN MISI P4S MASSENREMPULU
2.1.1 Visi :
Menjadi lembaga diklat swadaya yang unggul dalam usaha tani terpadu
2.1.2 Misi :
Menumbuh kembangkan agribisnis para petani dan masyarakat tani dalam kegiatan usaha tani terpadu.
Meningkatkan keterampilan dan keahlian petani dan masyarakat dalam penerapan teknologi dan informasi yang berbasis usaha tani terpadu.
Meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani dan masyarakat pertanian melalui usaha tani terpadu.
BAB III
KEGIATAN DI LAPANGAN
Kegiatan di lapangan adalah meliputi teknik budidaya sayuran dataran tinggi antara lain sebagai berikut :
Budidaya tanaman kubis (Brassicca oleraccea)
Budidaya tanaman Tomat (Solanun licopersikum )
Budidaya tanaman Bunga kol (Brassica aleracea var . gemmiferay )
Seledri ( Apium graveolens )
Bawang Daun atau Bakung (Allium fistulosum )
Budidaya Kubis (Brassica oleracea)
3.1.1 Syarat Agroklimat
Tinggi tempat : 800-1200 m/dpl
Keadaan Tanah : gembur, subur, kaya akan humus
pH tanah : 6-7%
Suhu udara : 15 C – 25 C
Curah hujan : 1500-3500 mm/ tahun
Pemilihan Bibit
Jenis varietas : hibrida
Kebutuhan bibit : 200 – 300 gram/Ha
Potensi produksi : 40-90 ton/Ha
Alat Dan Bahan
Traktor tangan - Benih kubis
Garpu tanah - Pupuk organic dan anorganik
Penggaris kayu - Pestisida
Penugal - Air
Hand sprayer
Ember
3.1.4 Persemaian Kubis
Ada 5 hal yang perlu di perhatikan dalam persemaian kubis yaitu :
Pembuatan Bedengan
Dengan mengolah terlebih dahulu tanah dengan cara menggarpu,kemudian membersihkan gulma maupun sampah-sampah lain yang ada di lahan, agar tidak menggangu pertumbuhan benih. Setelah gulma telah bersih di buat bedengan dengan saluran pembuangan air (SPA).
Panjang bedengan sesuai lahan
Lebar 100-120cm
Tinggi 15-20 cm
Arah bedengan sesuai arah matahari
Penaburan Pupuk Kandang
Bedengan yang telah siap di taburkan pupuk kandang dengan dosis 2 kg/m² lalu di siapkan penggaris kayu untuk membuat jarak antar benih sedang jarak antar baris 2 – 3 cm
Penaburan Benih
Setelah bedengan telah siap kemudian di taburi benih kubis, penaburan benih harus di lakukan secara hati-hati jangan terlalu padat atau rapat, benih di taburkan sedikit demi sedikit di atas bedengan yang telah di garis dengan jarak antar benih 2-3 cm.
Menutup Benih
Setelah semuanya telah siap bedengan di tutup menggunakan tangkai ranting yang berdaun ataupun menggunakan plastik dan di pelihara sampai berdaun 4 pada atau umur 25-30 hari.
Pemeliharaan Persemaian
Benih yang telah tumbuh menjadi bibit ±14 hari persemaian, dibersihkan dari gulma-gulmanya agar tidak menghambat pertumbuhan bibit.
3.1.5 Persiapan Lahan
Lahan di garpu atau di bajak menggunakan traktor tangan dengan kedalaman ± 30-40 cm, selanjutnya di buat bedengan sesuai dengan kondisi lahan.
Membuat lubang tanam dengan ukuran 30×30×30 cm dengan sistem double row kemudian di isi pupuk kandang 0,5 kg di tambah satu sendok makan pupuk NPK per lubang lalu pupuk di aduk atau di campur sebelum ditimbun.
Tutup lubang tanam dengan mengambil tanah dari alur bedengan lalu di simpan atau di diamkan hingga beberapa hari ( 1-5 hari).
Tujuan penyimpanan hingga beberapa hari adalah agar pupuk yang ada dalam lubang tanam dapat benar-benar terurai,karena bila langsung di tanam setelah pemberian pupuk menyebabkan bibit itu akan mati jika terkena kontak langsung dengan pupuk kimia.
3.1.6 Penanaman Kubis
Penanaman sebaiknya di lakukan pada akhir musim hujan agar kelembabanya tidak terlalu tinggi dan pemindahan bibit sebaiknya di lakukan pada sore hari, agar bibit yang telah di tanam tidak terbakar jika terkena sinar matahari. Pilihlah bibit yang subur, kemudian cabut perlahan agar akar tanaman
tidak rusak. Sebelum di tanam, lubang tanam di buat dengan cara tugal tepat di tengah-tengah lubang tanam yang sebelumnya di buat dan telah di campur dengan pupuk kandang dan pupuk NPK. Setelah itu timbun bibit sampai dengan leher akar kemudian semprotkan insektisida yang berbahan aktif Peremthirin dengan dosis 2-3 mm /l air.
3.1.7 Pemeliharaan
Pemeliharaan kubis meliputi :
Penyiraman
Penyiraman di lakukan 2 kali sehari pagi dan sore, atau sesuai kebutuhan tanaman tersebut.
Penyulaman
Penyulaman di lakukan 7 hari setelah tanam,dengan cara mengganti tanaman yang mati.
Pembersihan gulma
Pembersihan gulma dilakukan sesuai pertumbuhan gulma ±30 hari. Dengan cara gulma di cabut menggunakan tajak kemudian di buang di bedengan dan di timbun menggunakan tanah agar menjadi humus.
Pemupukan ke-1
Pemupukan di lakukan pada umur 25 hari setelah tanam atau setelah di pindahkan dari lahan persemaian. Cara pemupukan yaitu di kocor dengan dosis 4 kg/ 200 liter air (100cc/ pohon). Pada saat proses pemupukan
jangan sampai terkena daun maupun batang tanaman budidaya karena akan mengakibatkan bagian tanaman yang terkena pupuk akan terbakar. Tujuan pemupukan yaitu untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan daun.
Pemupukan ke-2
Pemupukan ke-2 di lakukan 20 hari setelah pemupukan pertama yaitu pada umur ± 45 HTS. Cara pemupukan yaitu dengan meneruh pupuk di sela-sela kubis, apabila ada yang berjauhan maka di beri dua kali, pupuk yang di gunakan yaitu NPK 1 kg di tambah urea 1 kg dengan dosis 0,5 gram per satu kali.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama
Hama yang biasa menyerang tanaman kubis yaitu :
Ulat triptip / ulat daun ( Plutella xylostella )
Ulat krop / jantung kubis ( Crocidoomia binotallis )
Ulat grayak ( Spodoptera litura )
Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon )
Penyakit
Busuk Hitam
Pengendalianya yaitu dengan menanam benih yang sehat, benih di rendam dengan air panas 50°c selama 30 menit. Penyemprotan dilakukan pada saat hama dan penyakit mulai terlihat. Pengendalian di lakukan mengggunakan insektisida nabati yang bahan aktif BT ( Basillus Turnigiensi ),yang bersifat
jamur namanua Dipel yaitu hama yang menyerang akan berjamur dan akan membuatnya mati .
3.1.8 Panen dan Pasca Panen
Panen
Kubis dapat di panen pada umur 70-80 hari setelah tanam, dengan kriteria krop besar, penuh dan berat. Adapun cara panennya yaitu dengan memotong pangkal batang kubis dan membuang daun telur yang telah layu.
Pasca panen
Kubis yang telah dipanen kemudian dimasukkan di dalam karung plastik lalu ditimbang. Penjualan dilakukan di pasar atau pedagang langsung mendatangi petani
dan daerah tujuan pemasaran meliputi Makassar, Bone-Bone, Palopo, Kendari, Mamuju dan luar propensi yaiu Kalimantan, Palu dan Kendari. Harga berpluktuasi antara Rp. 2.500 sampai 4.000/kg.
3.2 Budidaya Tomat (Lycopersicom esculantum mill )
3.2.1 Jenis Tomat Secara Umum
Sebelum di uraikan varietas tomat unggul, terlebih dahulu di terangkan jenis tomat yang di lihat dari bentuknya .
Tomat Ceri
Memiliki bentuk buah kecil-kecil sebesar kelereng dan memiliki rasa cukup manis. Tomat ini sangat di senangi oleh konsumen sehingga tomat jenis ini berbeda dengan tomat biasa.
Hal ini terbukti dengan adanya istilah tomat ceri .
Tomat Biasa
Memiliki bentuk buah bulat pipih dan tidak teratur. Jenis tomat ini cocok di tanam pada dataran rendah .
Tomat Apel
Memiliki bentuk buah bulat,kuat,sedikit memiliki tekstur keras,dan menyerupai buah apel. Tanaman ini cocok di tanam pada dataran tinggi.
Tomat Kentang
Bentuk buahnya bulat,besar,padat,dan menyerupai buah kentang. Selain itu tomat ini agak kecil dan memliki daun agak lebar.
Tomat Keriting
Memiliki bentuk buah agak lonjong,keras,serta daunya agak rimbun dan keriting kehijauan.
3.2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Petani tomat perlu memprhatikan 2 (dua) hal agar tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik ,yaitu tanah dan iklim.
Tanah
Syarat umum tanah adalah subur,gembur,banyak mengandung humus (Bahan organic), sirkulasi udara dan tata air dalam tanah yang baik. Oleh karena itu petani tomat perlu mengetahui jenis dan tingkat keasaman tanah yang cocok untuk di tanami tomat.
Tanaman tomat mudah tumbuh di tanah liat yang mengandung pasir. Sebaliknya tanaman tomat tidak dapat tumbuh di tanah becek atau berlumpur.
Tanaman tomat cepat tumbuh di tanah yang mengandung kadar asam (pH) tanah sekitar 5-6.
Iklim
Pertumbuhan tanaman tomat,juga di pengaruhi oleh factor iklim. Oleh karena itu, petani perlu memperhatikan factor yang berkaitan dengan iklim seperti:
Sinar Matahari
Tanaman tomat,memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per harinya. Dengan katalain,tanaman ini hampir memerlukan sinar matahari sehari penuh namun,sinar matahari yang di perlukanya tidak terlalu terik. Selain itu,tanaman ini menyukai daerah-daerah sejuk,terbuka,dan tidak teduh.
Sebaliknya tanaman tomat kurang baik pertumbuhanya apabila kurang memperoleh sinar matahari. Karena pembentukan zat hijau pada daun tidak akan sempurna bila kekurangan penyinaran. Kesimpullanya,tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup agar tanaman dapat tumbuh dengan hassil yang melimpah .
Curah Hujan
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki curah hujan sekitar 750-1250mm/tahun. Tanaman ini tidak menyukai hujan lebat dan daerah yang selalu berawan. Karena,keadaan ini mudah mendatangkan penyakit pada tanaman tomat, seperti cendawan,busuk daun yang mudah menyerang pada tanaman tomat .
3.2.3 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk ;
Mengubah stuktur tanah yang keras / padat dan bergumpal-gumpal menjadi lebih gembur,dan remah.
Mempermudah akar tanaman untuk mengambil zat makanan yang ada di dalam tanah .
Memperbaiki peredaran air dan udara yang ada di dalam tanah.
Pengolahan tanah dapat di lakukan dengan pembajakan,penggarukan, pencangkulan, penggarpuan,dan sebagainya.
Bagi lahan baru,pengolahan tanah perlu di lakukan terlebih dahulu dengan membersihkan lahan,setelah itu kemudian lahan di olah seperti biasanya.
Pengolahan tergantung pada jenis lahan yang akan di tanami. Lahan dapat di bagi atas 2 (dua) jenis yaitu :
Lahan baru,adalah lahan yang tidak pernah di garap sebelumnya
Lahan bekas adalah lahan yang sudah pernah di garap sebelumnya.
Pencangkulan / Penggarpuan
Bertujuan untuk ;
Meratakan dan memecahkan/ menghancurkan bongkahan tanah yang besar
Mengolah tanah yang tidak terbajak
Menggantikan fungsi pembajakan
Membalik permukaan tanah yang mengandung humus sehingga kandungan humus di tanah menjadi rata .
Pembedengan
Pengolahan tanah selanjutnya adalah pembedengan. Ukuran bedengan berbeda- beda tergantung pada musim kemiringan tanah dan luas tanah. Ada bedengan yang memanjang dan ada pula yang melebar. Bedengan yang memanjang biasanya memiliki lebar 120 cm dan bedengan yang melebar (100-120cm) dengan panjang bedengan sekitar 5-6 m .
3.2.4 Pembibitan dan Penanaman Tomat
A. Pembibitan
Sebelum bibit tomat di semai, terlebih dahulu di rendam di dalam air hangat 30-40℃ selama 15-20 menit. Hal ini di lakukan untuk menghentikan masa istirahat biji (masa dormansi) biji tomat. Kemudian di celup pada
campuran air dan larutan fungisida (seed treatment). Pada umumnya biji tomat di semaikan terlebih dahulu. Biji tersebut di taburkan pada akhir musim penghujan di persemaian atau di dalam peti berisi tanah yang gembur. Peti tersebut harus mudah di pindahkan ke tempat yang terlindung dari terik matahari ataupun hujan. Biji di sebar dangkal-dangkal dan di tutup dengan tanah sedikit sesegera mungkin. Sesudah biji tumbuh,kira-kira umur 1 bulan,bibit siap di pindahkan ke lahan petanaman yang tetap .
Penanaman
Penanaman di lakukan segera sesudah bibit di cabut,agar bibit tomat tidak layu akibat sinar matahari. Oleh karena itu baik bila pencabutan bibit di lakukan pada sore hari. Dan di tanam pada saat itu juga. Penanaman di lakukan pada lubang-lubang yang telah di persiapkan. Pada tanah yang dalam, bibit di tanam tegak,sedangkan di tanah dangkal, bibit di tanam sedikit horizontal. Jarak tanam 50 × 60 cm atau 50 × 75 cm . Jarak tanam ini juga di pengaruhi jenis tomat yang akan di tanam .
Pada setiap batang tanaman tomat harus di berikan tiang-tiang semacam tongkat sejauh 15-20 cm dari tanaman (lanjaran), untuk menunjang berdirinya
tanaman yang lunak itu. Lanjaran harus kuat dan berukuran ± 1 ½ m. Fungsi lanjaran:
Menghindarkan rebahnya pohon ke tanah,sehingga buah menjadi kotor ataupun busuk
Lebih awal berbuah
Memudahkan pemeliharaan dan pemetikan buah
Buah lebih padat dan memungkinkan buah lebih besar
3.2.5 Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman di lakukan sesuai kebutuhan dengan menganti tanaman yang mati .
Pengendalian Gulma
Di lakukan pembersihan gulma atau sesuai pertumbuhan gulma. Dengan cara, gulma di cabut menggunakan tajak dan di buang di bedengan lalu di timbun agar menjadi humus
Pemangkasan
Pemangkasan tunas muda,di lakukan pada cabang-cabang tomat yang bila di biarkan dapat mengakibatkan buah tomat kerdil-kerdil dan dapat menunda pemasaka. Oleh karena itu tunas muda yang tumbuh di antara batang, cabang daun harus di potong,sehingga tinggal batang daun utama. Pemangkasan di lakukan sekali atau dua kali dalam sebulan.
pennyulaman
Penyulaman di lakukan pada ±7 HST. Tumbuh dua helai daun di atas dompolan buah yang ke-5. Pemangkasan ini di lakukan dengan tujuan agar buah di dalam dompolan itu menjadi cepat masak dan besar-besar. Tunas yang tumbuh kuat pada batang di sekitar dompolan buah yang ke-5 di biarkan tumbuh
terus. Batang tomat yang bagus mempunyai 2-3 tunas cabang. Tunas muda itu akan terus berkembang menjadi 2-3 batang utama.
Cabang-cabang dahan ini kemudian di pangkas juga di atas dompolan buah yang kesatu atau yang ke dua seperti batang yang pertama. Di lakukan pada umur ± 2 minggu HST menggunakan pupuk kandang dengan dosis 400-450 gram/ pohon .
Pemupukan dasar tanaman tomat di lakukan pada umur ±35 hari dengan menggunakan pupuk urea + ponska dengan dosis 20 gram
.Hama Dan Penyakit
Hama
Lalat Buah (Batroea sp)
Ulat Buah (Helicoverpa Armigera Hubn)
Lalat Pengorok Daun (Liriomyza Huidoprensi Blanchard)
Penyakit
Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman tomat antara lain ;
Busuk Daun (Phytopthp Infestans)
Bercak daun dan Buah(AlternariaSolani)
Penyemprotan atau pengendalian hama penyakit dapat dengan menggunakan pestisida alami ( PESTONA,GLIO,VITURA ) dan dapat mengunakan pestisida kimia yang di anjurkan. Agar pestisida kimia lebih merekat dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO810, Dosis 5 mm (1/2) / tangki.
3.2.6 Panen Dan Pasca Panen
Panen
Umur kurang lebih : 70-80 HTS
Kriteria : buah berwarna kuning kemerahan
Cara panen : dengan memetik buah yang sudah siap panen
Pasca Panen
Di simpan di tempat yang lembab
Hindari terjadinya luka pada buah
Gunakan keranjang sebagai wadah buah tomat yang sudah di petik atau peti kayu .
3.3 BUNGA KOL ( Brassica aleracea var . gemmiferay)
3.3.1 Syarat tumbuh
Iklim
Tanaman kol bunga mnghendaki suhu lebih tinggi di banding dengan tanaman kubis, banyak air dan udara yang lembab.
Daerah
Menghendaki daerah yang tingginya lebih dari 1500 m,misalnya daerah Tangger, Monosobo, Pengalengan, Enrekang. Jenis Tertentu Sepeti Patna bisa di tanam di dataran rendah .
Tanah
Tanaman ini akan memuaskan bila di tanam pada tanah liat berpasir
subur dan dalam .
3.3.2 Jenis-jenis Kol Bunga
Patna Early
Patna Late Dari India , bisa di tanam pada dataran rendah
Le Cerf
Utrechtse
3.3.3 Pembibitan
Kol bunga di tanam dengan menggunakan biji seperti halnya tanaman kubis putih. Biji di semaikan terlebih dahulu. Setelah bibit mencapai ±6 minggu bibit mulai bisa di pindahkan ke lahan pertanaman yang tetap .
3.3.4 Pengolahan Tanah
Sebelum bibit di pindahkan ke lahan pertanaman yang tetap, di lakukan terlebih dahulu pengolahan lahan. Terhadap tanah subur di daerah pegunungan, pengarpuan cukup di lakukan sekali saja. Sesudah tanah di cangkul, tanah
tersebut di biarkan terkena sinar matahari selama 7-10 hari,kemudian barulah di garpu kedua kalinya,di ratakan dan sekaligus di buat bentuk bedengan-bedengan, dengan ukuran bedengan 120×300 cm. Diantara bedengan tersebut di buat saluran drainase . Tanah yang di persiapkan perlu di beri pupuk organic 5 kg / m².
3.3.5 Penanaman
1. Penanaman Kol Bunga
Kol bunga di tanam pada permulaan musim penghujan,karena masa pertumbuhanya menghendaki banyak hujan. 1 atau 2 bulan kemudian mulai menanam kembali untuk antara kedua dan ketiga agar dalam masa pertumbuhan tanaman tersebut masih mendapatkan air hujan. Bila kol bunga di tanam pada musim kemarau akan banyak mendapatkan gangguan oleh hama ulat. Penanaman di lakukan pada sore hari
. Jarak tanam
Jarak tanam pada barisan 45-50 cm
Jarak tanam antar barisan 60 -70 cm
3.3.6 Pemeliharaan
PenyiramanUntuk menjaga tanaman ini tumbuh menjadi baik,penyiraman harus di lakukan dengan rajin lebih-lebih mengingat tanaman kol bunga itu sistem perakaranya dangkal.
Peneduh
Bunga kol bunga yang masih muda harus di lindungi terhadap pengaruh matahari dan hujan. Bila hal ini di abaikan,bunga kol akan berubah warnanya menjadi bintik-bintik cokelat.
Cara memberikan peneduh : Bila tanaman telah berbunga,dan bunga itu sudah mencapai garis tengah 5 cm atau lebih,maka daun-daun di tepi pucuk di lipat ke dalam untuk menutupi bunganya .
Pemupukan
Tanaman bunga kol,pada tanah ringan yang kekurangan bahan organic perlu ada pupuk buatan ; NPK masing-masing 100-125 kg/Ha. Sesuai dengan urea 225 kg, Ds 500 kg, Zk 170 kg.
Pada tanah berat,pemberian pupuk P lebih banyak,dengan perbandingan :NPK = 1/2/1,artinya P= 2 kali,N Dan K.
Pemberian pupuk Dilakukan 3 kali yaitu :
Sebagai pupuk dasar di berikan sebelum tanam,yakni pupuk yang mengandung P Dan K
Pada waktu tanam berumur 2 minggu
Pada waktu berumur 2 bulan,saat tanaman membentuk Krop pemberian pupuk tersebut setelah tanaman di dangir dan di siang.
3.3.7 Pemungutan Hasil
Dalam keadaan baik,bunga kol sudah bisa di pungut setelah 2 sampai 3 hari semenjak bunga itu di tutup. Bila pemungutanya terlambat,bunga kol akan busuk .
3.4 Seledri (Apium graveolens )
3.4.1 Syarat-syarat Tumbuh
Iklim
Membutuhkan tanah subur,gembur dan agak basah tetapi tidak tergenang.
Daerah
Tanaman seledri bisa di tanam dengan hasil baik di daerah pegunungan ataupun di daerah dataran rendah.
3.4.2 Jenis-jenis Seledri
Jenis seledri yang hanya di petik daunya,yang sering terdapat pada dataran tinggi maupun dataran rendah.
3.4.3 Pengolahan Tanah
Tanah yang baik di tanami seledri adalah tanah yang subur,gembur, kemudian di olah dengan baik dan di beri pupuk organic. Sehabis di olah,di buat bedengan – bedengan.
3.4.4 Pembibitan
Tanaman seledri dikembangkan dengan biji atau rumpunya. Bagi bibit yang di semaikan, jaraknya dalam baris di atur 25-30 cm. Biji di tabur, kemudian di tutup dengan tanah tipis-tipis. Sesudah 2-3 minggu biji akan tumbuh. Apabila bibit sudah berdaun 4 helai atau umur 1 bulan, mereka mulai bisa di pindahkan ke tempat penanaman .
3.4.5 Penanaman dan Pemeliharaan
Penanaman bibit dari persemaian ke bedengan penanaman dengan jarak 25-30 cm. Tetapi seledri dapat di tanam dengan menaburkan biji langsung pada bedengan-bedengan,atau pada petakan. Biji yang dapat di tanam langsung harus di sebarkan tipis-tipis dalam aluran yang dangkal dengan jarak 25 cm antar baris . Kemudian biji di tutup tanah,di atas di tutup lagi dengan jerami atau rumput kering kemudian di siram air. Biasanya setelah 3 minggu akan berkecambah. Untuk mempercepat pertumbuhanya biji,taruhlah terlebih dahulu biji tersebut ke dalam kain basah ±24 jam. Kalau bibit telah tumbuh dan berdaun 4-5 helai, pilihlah individu yang kuat sehat dan segar,yang nampak kerdil di cabut. Tetapi pelaksanaan pencabutan harus hati-hati dan di pikirkan masak-masak sehingga jarak tanam itu menjadi 25×25 cm atau 30×30 cm. Pada saat tanaman itu mulai tumbuh tutup jerami harus di angkat .
Pemupukan
Setelah seledri di tanam,selama 1 bulan perlu di pupuk denngan pupuk N sebagai pemupukan yang pertama,dan pemupukan yang ke-2 di lakukan minggu kemudian. Cara pemupukan di lakukan dalam bentuk larutan sampai 1% dan di siramkan di dekat tanaman.
3.4.6 Pemungutan Hasil
Dalam masa pertumbuhan,janganlah sekali-kali mencoba mengambil daunya. Baru setelah kira-kira 1 ½ bulan (di hitung mulai berkecambah), tanaman bisa di punggut .
Cara pemungutan :
Daun seledri bisa di petik satu persatu beberapa helai daun yang sudah tua di potong,sedangkan yang muda di biarkan tinggi. Kelak sesudah beberapa waktu dapat di petik lagi. Tetapi pemotongan kira-kira 1 cm di atas pangkal tanaman supaya mereka masih mempunyai daya tumbuh atau mampu menumbuhkan daun-daun yang baru .
3.5 Budidaya Bawang Daun (Allium fistulosum)
3.5.1 Syarat Agroklimat
Tinggi tempat : 250-1500 m /DPL
Keadaan tanah : Gembur, subur, kaya akan humus
Suhu udara : 18c – 25c
Curah hujan : 1500-3000 mm / tahun
3.5.2 Varietas
Lokasi jenis bawang prei
Lokasi jenis bawang kucai
Lokasi bawang semprong atau bakung
3.5.3 Persiapan Bibit
Kebutuhan bibit/ Ha
- 170000-200.000 / Ha
Jarak tanam
20×25 cm
20×30 cm
Potensi Produksi
10-11 ton / Ha
3.5.4 Alat Dan Bahan
Alat :
Pisau
Garpu
Tajak
Tugal biasa dari kayu
Bahan ;
Steak
Pestisida
Pupuk Organi dan pupuk anorganik
3.5.5 Persiapan Lahan
Lahan di bajak dengan menggunakan traktor tangan bila lahan yang akan di tanami luas,dan gunakan garpu untuk lahan yang sempit. Setelah itu,buang gulma-gulmanya lalu buat bedengan SPA ( saluran pembuangan air ).
Lebar bedengan : 100-120 cm
Tinggi Bedengan : 25-30 cm
Jarak antar Bedengan : 20-40 cm
Dalam saluran : 40 cm
Panjang : Sesuai kondisi lahan
3.5.6 Pemberian Pupuk Dasar
Setelah bedengan siap, taburkan pupuk dasar yaitu pupuk kandang , di atas bedengan dengan dosis ¼ kg / 1 m², kemudian taburkan pupuk NPK di atas dengan dosis 2 kg / 10 mm² lalu di timbun.
3.5.7 Penanaman
Penanaman bawang daun di lakukan kapan saja,bisa pagi tau sorehari, penanaman di lakukan 3-5 hari setelah penaburan pupuk,biasanya juga bersamaan atau bahkan sesudah tanam. Caranya ; Tugal dengan jarak 4-7 cm lalu pilih steak yang bagus tanamlah sampai akar benar-benar tertimbun. Bila perlu sebelum tanam,steak di potong sampai pertengahan.
3.5.8 Pemeliharaan
Penyiraman, dilakukan bila di perlukan karena bawang daun tidak terlalu membutuhkan air yang banyak.
Penyulaman,dilakukan 7 hari setelah tanam dengan cara mengganti tanaman yang mati
Pembersihan Gulma,di lakukan pembersihan gulma atau sesuai pertumbuhan gulma. Caranya yaitu : Gulma di cabut dengan menggunakan tajak dan di buang di bedengan lalu kemudian di timbun agar menjadi humus
Pemupukan susunan ,Pada umur 23-30 HST di lakukan pemupukan susulan dengan menggunakan Urea+ZA+NPK dengan dosis 2 kg/10m²
Pengendalian Hama dan penyakit ,
Hama
Kutu Daun ( Chaeto Siphon Fragaetolu )
Tungau (Tetragenus Sp )
Kumbang Pengerek Daun (Anthonomus Rubi )
Penyakit
Penyakit Empulur Merah (Red Coler red Stele )
Penyakit Busuk Akar (Phytium )
Penyemprotan Atau pengendalian pada bawang daun di lakukan apabila ada gejala baik hama ataupun penyakit .
3.5.9 PANEN DAN PASCA PANEN
Panen
Umur : 1 – 2 bulan Setelah tanam
Kriteria : Rumpun bawang daun cukup ( 7 rumpun )
Daun tertular mulai menguning
Cara panen : Rumpun bawang daun di cabut dan di bersihkan dari tanah yang menempel, juga di bersihkan daun yang layu atau kering. Pada saat memanen atau mencabut ujung jari rapat ke tanah sambil di tekan dan di sisakan kurang lebih 2-3 rumpun pada saat panen.
Pasca Panen
Bersihkan dari tanah dan daun bawang yang telah kering
Potong akarnya (bila perlu di cuci )
Ikat rumpun bawang daun dengan berat kurang lebih 30-40 kg
Keterangan : Bawang daun dapat di panen lagi 1 bulan setelah penen sebelumnya atau setelah panen pertama dan bisa sampai beberapa kali tergantung kesuburan tanah dan tanaman .
0 komentar:
Posting Komentar