Ibu Syaroffah : “Dari mana aja kamu nak, kenapa baru pagi ini kamu barusan pulang?”
Abduh :” Sudahlah bu ga usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.”
Ibu Syaroffah :” Ya sudah sekarang masuk yuk, kamu pasti laper kan? Sudah ibu siapin tuh sarapan ntuh. Makanan kesukaan kamu.”
Abduh :” Ga ah, Abduh masih kenyang kok. Sekarang Abduh minta duit aja? Cuma 500 ribu aja. Males aku di rumah ngeladeni ibu yang ngomel terus mending Abduh pergi sama temen temen. Udah cepet?” (nada membujuk kasar)
Ibu Syaroffah : “500 ribu katamu? Uang dari mana ibu dapat uang sebanyak itu. ibu kan hanya seorang penjual jamu keliling.”
Abduh : “ Pokoknya Abduh ga mau tau, sekarang Abduh mau uang itu. cepetan?”
Ibu Syaroffah : “ Ibu ga punya uang sebanyak itu nak?”
Abduh : “Enggak, ibu pastii nyembunyiin sesuatu dari Abduh. (berjalan menuju kamar ibunya)”
Abduh lalau membongkar seluruh isi kamar ibunya. Setelah beberapa lama ternyata dia menemukan sebuah cincin.
Ibu Syaroffah : “Jangan, jangan kau ambil cincin itu nak, itu adalah cincin peninggalan ayahmu ketika ibu menikah dulu.” (sambil merebut)
Abduh :” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Abduh mau pergi dulu.” (mendorang ibunya hingga jatuh ke lantai)
Ibu Syaroffah : “ Jangan Abduh, jangan kau jual cincin peninggalan almarhum bapakmu itu. Ibu mohon, ibu mohon nak”( mengejar sambil menangis)
Abduh meinggalkan ibunya begitu saja. Layaknya ia tidak mengenal ibuny lagi. kemudian ia pergi ke pasar untuk menjual cincin itu. Lalu ia menelpon rudi.
Abduh : “Halo, rud. Loe lagi ngapain?”
Rudi : “ Gue lagi tidur tiduran aja, bosen gue ga ada kerjaan.”
Abduh : “Bagus kalo begitu, loe sekarang ikut gue ke diskotik kita minum minum sepuasnnya disana nanti. Nyante aja gue yang mbayarin kok”
Rudi : “Hah… uang dari mana loe bisa traktir gue?”
Abduh : “Udah, loe jangan banyak bacot. Loe cepet kesini. Gue udah di depan rumah loe.”
Rudi : “Okey, bos”
atau
0 komentar:
Posting Komentar